Kamis, 24 November 2016
Kamis, 10 November 2016
OSIS
SMP NEGERI 2 DLINGO
Kamis, November 10, 2016
Kamis, 10 November 2016, Seluruh warga sekolah di SMP Negeri 2 Dlingo melaksanakan upacara bendera Peringata Hari Pahlawan. Pada kesempatan ini Kepala Sekolah, Mugiyono, M.Pd. menyampaikan pentingnya peranan pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan melalui usaha belajar dengan sungguh-sungguh. Selain itu juga disampaikan latar belakang 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan.
Hari Pahlawan 10 November 1945 bermula dan menjadi kunci
sejarah Nasional berlangsung di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran terjadi besar terjadi setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dikumandangkan 17 Agustus 1945 dan merupakan peperangan
pertama setelah Republik ini berdiri secara berdaulat.
Perang di kota Surabaya 10 November 1945 adalah pertempuran
terbesar “Hidup atau Mati” dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia
dan menjadi simbol perjuangan pahlawan Indonesia terhadap aksi
kolonialisme.
Pemerintah Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1945 mengeluarkan
maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera Merah Putih
harus dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia, aksi pengibaran bendera
sang saka merah putih pun sampai keseluruh pelosok di kota Surabaya.
Aksi heroik pengibaran bendera di Surabaya terjadi saat pejuang
beraksi melakukan perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato atau Hotel
Oranye pada zaman kolonial, dan menggantinya dengan Merah Putih,
peristiwa ini banyak diabadikan dalam buku-buku sejarah Nasional, kini
hotel Yamato ini telah berganti nama menjadi Hotel Majapahit di Jl.
Tunjungan no. 65 Surabaya.
Saat itu Belanda yang masih bercokol di Surabaya di bawah pimpinan
Mr. W.V.Ch. Ploegman pada tanggal 18 September 1945, mengibarkan bendera
Belanda tanpa meminta izin dari Pemerintah RI yang sudah berdaulat,
bendera belanda ini dikibarkan pada tiang paling tinggi di Hotel Yamato.
Keesokan harinya para pemuda Surabaya yang menyaksikan bendera
Belanda berkibar di Hotel Yamato menjadi marah karena Belanda telah
menghina kedaulatan Indonesia, dan dianggap melecehkan gerakan
pengibaran bendera Merah Putih yang sedang digalakan di kota Surabaya.
Soedirman yang saat itu berperan sebagai perwakilan RI masuk untuk
berunding dengan Mr. Ploegman meminta agar bendera Belanda segera
diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman
menolak untuk memenuhi tuntutan para pejuang arek-arek Surabaya dan
menolak mengakui kedaulatan Indonesia.
Puncak dari perundingan yang tidak menemukan titik temu, Ploegman
mengeluarkan pistol dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan.
Ploegman tewas setelah mengacungkan pistol dan satu dari pendamping
Sudirman pun tewas dalam kericuhan tersebut.
Setelah mendengar letusan senjata, pemuda-pemdua yang menunggu diluar
gedung lalu memasuki hotel Yamoto, sebagian dari mereka naik ke atas
hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama
Soedirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang
bendera bersama Koesno Wibowo untuk menurunkan bendera Belanda (merah,
putih, biru), merobek bagian warna birunya, dan mengibarkannya sebagai
bendera merah putih dipuncak tiang.
Setelah kejadian di Hotel Yamato, pada tanggal 27 Oktober 1945 mulai
terjadi pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris
dalam skala kecil. Bentrokan tersebut makin hari mulai memanas berubah
menjadi serangan umum yang banyak memakan korban jiwa di kedua belah
pihak, sebelum akhirnya Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden
Sukarno untuk meredakan situasi.
Puncak pertempuran Pejuang Indonesia melawan Ingris
berawal ketika Jendral Mallaby terbunuh saat sedang mengendarai mobil
truk yang melewati jembatan merah, disaat yang sama pula para pejuang
Indonesia berada dijembatan tersebut, insiden pun tak terelakan. Jendral
Mallaby tertembak dan meninggal dunia.
Pihak kerajaan Inggris tidak terima perbuatan yang dilakukan
oleh pihak Indonesia atas meninggalnya Jendral Mallaby. Mereka kemudian
memberi ultimatum 10 November 1945 kepada pejuang Indonesia untuk
menyerahkan seluruh senjata dibawah pimpinan mereka yang baru, Mayor
Jenderal Eric Carden Robert Mansergh
Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris mulai
beraksi (Ricklef) dipelosok kota Surabaya. Perisitiwa pemaksaan terhadap
rakyat Surabaya ini diselingi pertempuran yang merupakan perlawanan
arek-arek Surabaya, korban jiwa jatuh tak kurang dari enam ribu jiwa,
dan dalam waktu tiga hari tentara Inggris berhasil menguasai kota
Surabaya. Peristiwa berdarah Hari Pahlawan 10 november 1945
tidak menyurutkan semangat pejuang Indonesia dalam menghadapai kaum
penjajah, Pekikan Merdeka atau Mati menjadi slogan pejuang dalam
membangun semangat yang sangat fenomenal, dengan semakin munculnya
gerakan mempertahankan kemerdekan dipelosok tanah air, setiap jengkal
wilayah Indonesia kemudian dapat direbut kembali. (Sumber :http://omediapc.com )
Selasa, 08 November 2016
Langganan:
Postingan (Atom)