Liputan6.com, Jakarta -
Pemerintah menyatakan pendidikan merupakan kunci bagi sebuah negara
untuk mengentaskan kemiskinan. Sayangnya, semangat generasi muda
Indonesia untuk mengecap pendidikan mulai terkikis sehingga hal tersebut
bisa menjadi ancaman bagi bangsa ini dalam mewujudkan cita-cita
besarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala
Bappenas, Sofyan Djalil mengatakan, salah satu tujuan atau sasaran
penting dalam mandat seluruh negara terhadap pelaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan atau Suistanable Development Goals (SDGs) adalah
pendidikan yang berkualitas.
"Dari 17 target sasaran SDGs, menurut saya yang paling penting quality of education.
Pendidikan menjadi lampu aladin yang mengangkat dan mengentaskan orang
dari kemiskinan, terutama dari pendidikan yang berkualitas," tegasnya
saat Workshop Indonesia Menuju SDGs di kantor Bappenas, Jakarta, Selasa
(10/11/2015).
Namun melihat faktanya, kata Sofyan, pemerintah dan seluruh pihak
harus memikirkan kualitas pendidikan di Negara ini. Pasalnya, ia
mengaku ironi dengan memudarnya semangat para generasi muda, terutama
anak-anak Indonesia untuk bersekolah.
"Saya termasuk orang yang
khawatir dengan pendidikan kita. Anak-anak sudah tidak semangat lagi,
tidak punya spirit lagi. Juga kurang kreatif, padahal di tahun-tahun
mendatang, kreatifitas menjadi kunci penting bagi kemajuan bangsa
Indonesia maupun diri mereka sendiri," jelas mantan Menko Bidang
Perekonomian itu.
Indonesia, diakuinya, merupakan salah satu
negara yang berkomitmen mengimplementasikan program pembangunan
berkelanjutan untuk mencapai 17 target sasaran yang telah ditetapkan
dari hasil pertemuan The United Nations Conference on Suistanable
Development (UNSCD) yang diselenggarakan di Rio de Jeneiro pada Juni
2012.
"Kita harus melaksanakan SDGs, meskipun belum tentu semua
bisa dicapai oleh masyarakat dunia, tapi memang mesti dilaksanakan. Jadi
sangat penting bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat,
akademisi, parlemen dan lainnya bukan cuma pemerintah," tegas Sofyan.
Menurutnya,
ini merupakan tantangan besar bagi seluruh umat manusia. Sebanyak 17
target ini, dinilai Sofyan sebuah sasaran yang ambisius, namun
bermanfaat besar bagi manusia. "Kalau bisa dicapai (target), maka dunia
ini akan menjadi better place to live," terang Sofyan.
Untuk
diketahui, pada 25 September lalu, sebanyak 193 pemimpin dunia terasuk
Indonesia yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla membuat komitmen
terhadap 17 sasaran global untuk mencapai 3 isu paling penting agar
dapat diakhiri pada 2030.
Sebanyak 3 isu paling krusial ini,
antara lain, pertama, mengakhiri kemiskinan yang ekstrem. Kedua, melawan
ketidaksetaraan dan ketidakadilan, serta terakhir, menanggulangi
perubahan iklim. (Fik/Gdn)
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2361841/semangat-generasi-muda-ri-untuk-sekolah-mulai-pudar