Minggu, 13 Maret 2016

11 Puskesmas bantul dilengkapi VCT deteksi HIV/AIDS

Petugas mengambil sampel darah salah program voluntary counselling and testing (VCT) untuk mendeteksi persebaran HIV/AIDS, saat memperingati Hari AIDS sedunia pada 1 Desember 2015. Foto: Antara 
Petugas mengambil sampel darah salah program voluntary counselling and testing (VCT) untuk mendeteksi persebaran HIV/AIDS, saat memperingati Hari AIDS sedunia pada 1 Desember 2015. Foto: Antara

Sebanyak 11 pusat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dilengkapi voluntary conseling and testing (VCT) sebagai upaya mendeteksi penyakit HIV/AIDS.
"Dari total 27 puskesmas yang ada di Bantul, sampai sekarang ini sudah ada 11 puskesmas yang bisa melakukan VCT," kata Kasi Pengendalian Penyakit Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Bantul Sriwahyu Joko Santosa di Bantul, Rabu (2/12).
Ia mengatakan 11 puskesmas VCT itu, antara lain Puskesmas Srandakan, Kretek, Bambanglipuro, Pajangan, Puskesmas Imogiri 1, Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Kasihan 2, Puskesmas Dlingo 1, Sewon 2, Puskesmas Banguntapan 2, dan Puskesmas Sedayu 1.
Ia mengatakan puskesmas yang sudah dilengkapi VCT tersebut mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap warga yang terdapat faktor dengan tingkat populasi rentan terkena risiko penyakit HIV/AIDS di wilayah jangkauan masing-masing.
Beberapa jenis pekerjaan yang berisiko rentan terjangkit penyakit itu, di antaranya WPS (wanita penjaja seks), lelaki seks lelaki, (LSL), waria, pengguna narkoba suntik, orang yang bekerja di lingkungan "salon", dan pelanggan WPS.
"Penderita diketahui dengan cara petugas puskesmas melakukan sosialisasi terlebih dulu kepada masyarakat, kemudian mengundang mereka untuk dilakukan VCT, itu tergantung kemampuan masing-masing puskesmas," katanya.
Menurut dia, jika ditemukan masyarakat positif HIV/AIDS akan dirujuk untuk bisa dilakukan pengobatan dan perawatan di rumah sakit, agar setidaknya orang yang sudah positif HIV tidak menjadi pengidap AIDS, mengingat penyakit itu tidak dapat disembuhkan.
"Rumah sakit yang sudah dilengkapi VCT ada dua, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati sama R.S. Harjo Lukito, selama proses pengobatan penderita juga akan mendapatkan pendampingan dari LSM Vesta dan Viktory," katanya.
Ia mengatakan angka penderita HIV/AIDS di daerah setempat selama dua tahun terakhir bertambah. Pada akhir 2014 tercatat 616 penderita HIV, sedangkan AIDS berjumlah 222 orang. Pada 2015 sampai saat ini penderita HIV 688 orang dan penderita AIDS 262 orang.
"Kalau penghitungan penderita HIV/AIDS di Bantul sudah dimulai sejak 1993, dan rata-rata penambahannya sekitar 70 orang per tahun, jadi data itu merupakan akumulasi data, termasuk penderita yang baru-baru ini," kata Sriwahyu. (Ant)

SMP NEGERI 2 DLINGO

Penulis & Penyunting

Sekolah negeri yang berkomitmen mewujudkan siswa berprestasi, disiplin, berkarakter, berbudi pekerti luhur berwawasan nasional berlandaskan imtak, iptek dan wawasan lingkungan