Oleh: Dr. Moh Abdul Kholiq Hasan, MA.,M.Ed.
Pendahuluan
Usia muda adalah masa yang sangat ideal untuk bejalar, usia yang penuh enerjik dan produktifitas. Maka tidak mengherankan pada usia seperti ini kita dituntut untuk menjadi yang terbaik dari yang baik, karena kita harus sadar penuh bahwa kita adalah penerus perjuangan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, sangat wajar apabila usia muda seperti ini akan diminta pertanggung jawabannya di hari nanti.
Sejarah telah membuktikan bagaimana seorang pemuda mampu membawa perubahan kehidupan masyarakatnya. Siapa yang tidak kenal dengan Imam Syafi`i, sekitar umur tujuh tahun ia telah mampu menghafal al-Qur’an, dan ketika menginjak usia mudanya ia telah mampu menjadi rujukan masyarakat Muhammad Al-Fatih, pada umur 18 tahun ia mampu menaklukkan ibu kota Romawi Timur Bizantium. Mush`ab bin Umair ketika menjadi dubes pertama Islam juga baru berumur 18-an tahun.
Kenapa kita belajar ?
Di dalam al-Qur`an, Allah berfirman “Katakanlah wahai Muhammad: apakah sama orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu?” ( QS : Az-Zumar: 9). Tentu jawaban di setiap benak kita ketika ditanya kenapa kita belajar adalah kita ingin tahu terhadap sesuatu yang sebelumnya kita tidak tahu. Atau dalam bahasa lain kita ingin menghilangkan kebodohan yang ada dalam diri kita.
Dalam kaca mata Islam, belajar bukan saja untuk menghilangkan kebodohan yang ada dalam diri kita, tapi lebih didasari bahwa belajar adalah hak dan kewajiban bagi setiap insan. Belajar merupakan tuntutan agama sebelum menjadi tututan kehidupan. Keberadaannya menjadi ibadah yang sangat mulia disisi Allah SWT. Oleh karenanya, ilmu pertama yang harus dipelajari pertama adalah ilmu yang mengatur bagaimana hubungan antara hamba dengan Tuhannya (ibadah).
Untuk apa kita belajar ?
Lalu, untuk apa kita belajar susah-susah? Jawaban setiap dari kita boleh berbeda dan bermacam-macam, tapi yang jelas di sana ada sebuah kenyataan yang kita semua sebaiknya sepakat yaitu bahwa semua yang kita pelajari harus bermanfaat baik untuk pribadi kita maupun orang lain.
Kenyataan ini berlandaskan pada keyakinan kita bahwa semua aktivitas kita, baik yang kita sengaja atau tidak, baik yang berdampak positisf atau negatif, baik kecil atau besar, baik kelihatan orang atau tidak, semuanya akan ada catatannya secara detail.
Apa ciri pelajar idola ?
1. Pandai Pasang Niat
Ciri utama pelajar idola, ia selalu pandai memasang niat dalam segala aktivitasnya. Ia belajar, mengerjakan PR, olah raga, kursus bahasa atau matematika, tidak lupa memasang niat. Ia sadar bahwa aktivitas sebaik apapun kalau tanpa niat, tentu tidak ada gunanya. Padahal semua aktivitas bisa menjadi ibadah yang agung karena keagungan niatnya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa semua amalan dianggap sah apabila disertai niat yang benar. ( HR: Bukhari Muslim).
2. Cerdas Pasang Target
Keberhasilan seseorang akan cepat dicapai apabila ia mampu dan cerdas memasang target dalam hidupnya. Gambaran orang yang tidak punya target dalam hidupnya adalah seperti orang yang mau pergi ke Semarang kemudian ia tidak memasang target kapan ia sampai?, jam berapa ?, hari apa?. Ia berpendapat yang penting sampai ke Semarang tanpa ada target tertentu. Nah pelajar idola ia akan selalu tersadarkan atas pentingnya pasang target dalam hidup. Ia akan selalu terkejar oleh terget yang dipasang, sehingga tidak ada baginya waktu yang tersia-siakan.
3. Menjadi Yang Terbaik
Agama kita selalu mendidik agar kita jadi yang terbaik. Al-Qur`an sendiri menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (QS: al-Mu`minun 61). Ini memberikan sebuah arti bahwa kita diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk bersaing sehat demi mencapai sebuah tingkatan yang lebih baik. Seorang mukmin harus berusaha sekuat tenaga agar hari esok lebih baik dari hari ini.
4. Pandai mengiventasikan kesempatan
Pelajar idola harus mampu mengiventasikan kesempatan yang ada. Ia sadar betul bahwa Allah masih memberikan kesempatan kepadanya untuk belajar. Ia tahu bahwa tidak semua orang diberi Allah kesempatan mengenyam pendidikan sekolah. Oleh karenanya ia selalu pandai mengunakan kesempatan tersebut untuk berbuat lebih banyak dan bermanfaat baik untuk dirinya atau orang lain.
5. Mengamalkan Ilmu
Sebagaimana disingung di atas, bahwa tujuan utama kita belajar adalah memberi manfaat baik untuk kita pribadi maupun orang lain. Kemanfaatan belajar tentu akan nihil tanpa adanya usaha mengamalkan ilmu yang telah dimiliki. Jadi ia belajar bukan hanya sekedar mentrasfer ilmu pengetahuan, melainkan juga harus diamalkan sesuai dengan kemampuan dan bidang spesialisasinya.
6. Cita-cita yang tinggi
Kita semua mungkin mempunyai cita-cita, tetapi tidak semua orang yang mampunyai cita-cita yang tinggi. Kita harus mampu membedakan antara cita-cita dengan angan-angan. Islam melarang kita pandai berangan-angan, sebaliknya Islam menganjurkan kita untuk mempunyai cita-cita yang tinggi. Bedanya adalah kalau angan-angan hanya dipikir tetapi kalau cita-cita dilaksanakan dan diusahakan semaksimal mungkin. Allah berfirman dalam sebuah hadist Qudsy : “Saya akan mengabulkan atau menuruti apa yang diinginkan atau dicita-citakan hamba-Ku ”. Oleh karena itu, kita tidak boleh berperasangka buruk kepada Allah.
7. Menjadi contoh bagi lainnya
Berusaha untuk bisa menjadi contoh bagi orang lain adalah cita-cita pelajar idola. Ia akan menjaga bicaranya, akhlaknya, dan penampilannya. Memang ketika ia sudah siap untuk menjadi pelajar idola, ia tidak merasa payah atas omongan orang lain, selama ia melakuaan aktvfitas yang diridhoi Allah. Selain ia menjadi bintang sekolah, iapun menjadi bintang para malaikat, karena keharuman akhlaknya tercium oleh para malaikat.
8. Mencari komunitas sehat
Siapapun tidak akan mampu bertahan di hadapan berbagai faktor luar. Orang sedikit banyak akan terpengaruhi oleh komunitasnya. Kalau komunitasnya sehat, ia akan sehat pula, begitu pula sebaliknya. Pelajar idola tentu akan paham dan mampu memilih komunitasnya secara tepat dan benar. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ‘agama seseoarang tergantung pada teman dekatnya’.Ini artinya adalah bahwa teman kita mempunyai andil dalam pembentukan kepribadian kita. Pada hadits lain diterangkan bahwa pemuda yang tumbuh di komunitas yang beribadah (sehat), maka ia termasuk tujuh orang yang mendapat naungan di hari akhir nanti.
9. Bangun kreativitas da`wah
Suatu hal yang harus kita sadari sebagai seorang pemuda sekaligus pelajar adalah tanggung jawab kita sebagai pelajar muslim. Seoarang pelajar idola ia selalu membangun kreativitasya dalam berda`wah. Berda`wah untuk diri kita sendiri, teman, keluarga, lingkunagan dan masyarakat. Artian da`wah sangat luas bahkan tidak harus pidato di depan panggung, melainkan ucapan, tingkah laku, gaul kita, semuanya bisa menjadi da`wah kita. Seorang pemuda diharapkan mampu untuk selalu berkreativitas dalam berda`wah, maka mulailah dari yang mudah dan tentu semuanya butuh proses.
10. Allah sebagai tujuan akhir
Semua orang pasti mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Tetapi semuanya harus bermuara pada tujuan akhir kepada Allah SWT. Sebuah kenyataan yang harus kita renungkan dan dipahami bersama adalah bagaimana kita membangun kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. Maka setiap individu kita dituntut untuk bekerja keras agar mampu menyeimbangkan antara kedua kehidupan tersebut.
Penutup
Sesunguhnya di dunia ini tidak ada yang mustahil, semua bisa diusahakan, dengan tekad yang matang, usaha dan doa, kita semua mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa menjadi pelajar idola. Siapa berani ?
Sumber :
1. Buku Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun Karangan Dr. Moh Abdul Kholiq Hasan, MA.,M.Ed.
2. http://mkitasolo.blogspot.co.id/2010/10/ingin-jadi-pelajar-idola-siapa-takut.html