Sebanyak 11 pusat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dilengkapi voluntary conseling and
testing (VCT) sebagai upaya mendeteksi penyakit HIV/AIDS.
"Dari
total 27 puskesmas yang ada di Bantul, sampai sekarang ini sudah ada 11
puskesmas yang bisa melakukan VCT," kata Kasi Pengendalian Penyakit
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Bantul Sriwahyu
Joko Santosa di Bantul, Rabu (2/12).
Ia mengatakan 11 puskesmas
VCT itu, antara lain Puskesmas Srandakan, Kretek, Bambanglipuro,
Pajangan, Puskesmas Imogiri 1, Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Kasihan 2,
Puskesmas Dlingo 1, Sewon 2, Puskesmas Banguntapan 2, dan Puskesmas
Sedayu 1.
Ia mengatakan puskesmas yang sudah dilengkapi VCT
tersebut mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap
warga yang terdapat faktor dengan tingkat populasi rentan terkena risiko
penyakit HIV/AIDS di wilayah jangkauan masing-masing.
Beberapa
jenis pekerjaan yang berisiko rentan terjangkit penyakit itu, di
antaranya WPS (wanita penjaja seks), lelaki seks lelaki, (LSL), waria,
pengguna narkoba suntik, orang yang bekerja di lingkungan "salon", dan
pelanggan WPS.
"Penderita diketahui dengan cara petugas puskesmas
melakukan sosialisasi terlebih dulu kepada masyarakat, kemudian
mengundang mereka untuk dilakukan VCT, itu tergantung kemampuan
masing-masing puskesmas," katanya.
Menurut dia, jika ditemukan
masyarakat positif HIV/AIDS akan dirujuk untuk bisa dilakukan pengobatan
dan perawatan di rumah sakit, agar setidaknya orang yang sudah positif
HIV tidak menjadi pengidap AIDS, mengingat penyakit itu tidak dapat
disembuhkan.
"Rumah sakit yang sudah dilengkapi VCT ada dua, yakni
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati sama R.S. Harjo
Lukito, selama proses pengobatan penderita juga akan mendapatkan
pendampingan dari LSM Vesta dan Viktory," katanya.
Ia mengatakan
angka penderita HIV/AIDS di daerah setempat selama dua tahun terakhir
bertambah. Pada akhir 2014 tercatat 616 penderita HIV, sedangkan AIDS
berjumlah 222 orang. Pada 2015 sampai saat ini penderita HIV 688 orang
dan penderita AIDS 262 orang.
"Kalau penghitungan penderita
HIV/AIDS di Bantul sudah dimulai sejak 1993, dan rata-rata penambahannya
sekitar 70 orang per tahun, jadi data itu merupakan akumulasi data,
termasuk penderita yang baru-baru ini," kata Sriwahyu. (Ant)