BANTUL - Tahun ini hanya dua SMA di Bantul
yang siap melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Keterbatasan fasilitas komputer mengganjal pelaksanaan UN online di
banyak sekolah.
Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) Bantul, Muhamad Gozhali mengatakan, hanya dua dari total sekitar 40 lebih SMA di Bantul (termasuk MA) yang tahun ini melaksanakan UN online. Yaitu SMA Negeri 1 Bantul dan SMA Kesatuan Bangsa.
“Terkecuali untuk SMK jumlah sekolah yang ikut UN online lebih banyak. Lebih dari dua sekolah, karena SMK banyak yang memiliki jurusan komputer jadi lebih siap,” terang Muhamad Gozhali, dikutip Okezone dari Harianjogja, Senin (29/2/2016).
Minimnya fasilitas komputer dan ruangan ujian menyebabkan sekolah tidak dapat melaksanakan UN online. “Memang banyak bantuan komputer dari Jakarta [Pemerintah Pusat] tapi belum bisa mengcover semua sekolah,” papar dia.
Kondisi tersebut diakui Kepala SMA Negeri 1 Pundong Sartono. Idealnya kata dia, dibutuhkan komputer sebanyak sepertiga dari jumlah peserta UN. Di sekolahnya, hanya tersedia 16 komputer dan satu ruangan, padahal jumlah peserta UN mencapai lebih dari 100 orang. “Ruangan saja idealnya butuh tiga. Untuk komputer jumlah yang ada sangat sedikit,” ujar Sartono.
Padahal ke depan, UN online dipastikan bakal wajib diterapkan di semua SMA. Dari sekarang, sekolah harus menyiapkan diri. “Ke depan pasti semua akan wajib online, sekarang memang belum ada batas waktu yang diterapkan Pusat kapan semuanya online. Tapi dari sekarang kan sekolah sudah mulai menyiapkan diri,” imbuhnya lagi.
(amr)Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) Bantul, Muhamad Gozhali mengatakan, hanya dua dari total sekitar 40 lebih SMA di Bantul (termasuk MA) yang tahun ini melaksanakan UN online. Yaitu SMA Negeri 1 Bantul dan SMA Kesatuan Bangsa.
“Terkecuali untuk SMK jumlah sekolah yang ikut UN online lebih banyak. Lebih dari dua sekolah, karena SMK banyak yang memiliki jurusan komputer jadi lebih siap,” terang Muhamad Gozhali, dikutip Okezone dari Harianjogja, Senin (29/2/2016).
Minimnya fasilitas komputer dan ruangan ujian menyebabkan sekolah tidak dapat melaksanakan UN online. “Memang banyak bantuan komputer dari Jakarta [Pemerintah Pusat] tapi belum bisa mengcover semua sekolah,” papar dia.
Kondisi tersebut diakui Kepala SMA Negeri 1 Pundong Sartono. Idealnya kata dia, dibutuhkan komputer sebanyak sepertiga dari jumlah peserta UN. Di sekolahnya, hanya tersedia 16 komputer dan satu ruangan, padahal jumlah peserta UN mencapai lebih dari 100 orang. “Ruangan saja idealnya butuh tiga. Untuk komputer jumlah yang ada sangat sedikit,” ujar Sartono.
Padahal ke depan, UN online dipastikan bakal wajib diterapkan di semua SMA. Dari sekarang, sekolah harus menyiapkan diri. “Ke depan pasti semua akan wajib online, sekarang memang belum ada batas waktu yang diterapkan Pusat kapan semuanya online. Tapi dari sekarang kan sekolah sudah mulai menyiapkan diri,” imbuhnya lagi.